Message Description
PENDAFTARAN IBADAH MINGGU |
PENDAFTARAN IBADAH EVENT |
GEREJA KRISTEN INDONESIA RAWAMANGUN
28 FEB 2023
Aksi Penyangkalan Diri Paska 2...
Lihat selengkapnya
|
18 FEB 2023
Aksi Doa Puasa 2023
Lihat selengkapnya
|
11 DEC 2021
Pemberlakuan Ibadah Virtual
Lihat selengkapnya
|
11 DEC 2021
Kegiatan Selama Sepekan
Lihat selengkapnya
|
GEREJA KRISTEN INDONESIA RAWAMANGUN
SEJARAH GKI RAWAMANGUN
Pada 12 Desember 1978, GKI Kwitang Bakal Jemaat Rawamangun dilembagakan menjadi jemaat GKI Rawamangun. Hingga saat ini, selama tahun-tahun yang cukup banyak itu, terbilang tak sedikit tugas pelayanan yang dikerjakan GKI Rawamangun. Kristus Sang Kepala Gereja mempercayakan hal-hal penting dan menantang kepada jemaatNya ini.
AWAL JEMAAT (DI KOMPLEKS DAKSINAPATI): 1965-1973
Bermula di tahun 1965, sekelompok umat Kristiani dari Civitas Academica UI/IKIP dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, serta warga daerah sekitarnya berinisiatif mengadakan persekutuan berupa kebaktian setiap hari Minggu. Berdasarkan dokumen yang ada, status dari kebaktian ini lebih bersifat oikumenis dan diadakan di salah satu ruangan di Fakultas Sastra UI. Kegiatan yang dilakukan baru terbatas pada kebaktian hari Minggu saja, yang lebih banyak dilayani oleh GKI Kwitang. Hal ini dimungkinkan karena sebagian besar perintis persekutuan ini adalah anggota GKI Kwitang, antara lain Bpk. Arief Gosita, SH, Ibu Sriati Simon, Bpk. Surya Atmaja, Bpk. Drs. Marsudi, dan Bpk. Prof. Soeitoe.
Pada perkembangan berikutnya, untuk mendapatkan penggembalaan yang lebih baik maka disepakati dibentuk Badan Pengurus Lingkungan II GKI Kwitang cabang Rawamangun atas persekutuan oikumenis ini. Jemaat ini merupakan cikalbakal Jemaat GKI Kwitang Cabang Rawamangun. Adapun ragam jemaatnya sudah terbuka bagi berbagai etnis, antara lain berasal dari Toraja, Maluku, Jawa dan lain-lain, yang kebanyakan adalah mahasiswa mahasiswa Kristen berbagai suku yang tinggal di Asrama Mahasiswa Daksinapati.
Melalui pergumulan iman dan didorong keinginan untuk meningkatkan pelayanan, jemaat berhasrat memiliki tempat kebaktian yang letaknya lebih terbuka sehingga dapat menjangkau lebih banyak jemaat untuk beribadah. Pada tanggal 1 April 1973, tempat kebaktian di Fakultas Sastra UI dipindah ke sekolah Sriwedari di Jalan Pinang, yang merupakan pinjaman dari Yayasan Sriwedari.
PERTUMBUHAN JEMAAT (DI SEKOLAH YAYASAN SRIWEDARI, JL PINANG NO. 2A): 1973 – 1976
Pertumbuhan yang diharapkan telah menampakkan hasilnya. Berdasarkan laporan tahun 1974, jumlah anggota yang beribadah di wilayah Lingkungan II ini kurang lebih 100 orang. Pengunjung kebaktian tidak terbatas pada anggota anggota GKI saja, melainkan juga dari gereja-gereja lain.
Ketika Yayasan Sriwedari menyatakan bermaksud membongkar dan membangun kembali gedung sekolah di bawah yayasan tersebut, jemaat terbeban memikirkan kembali tempat ibadah yang harus disediakan. Di sinilah peranan Ibu Sriati Simon sangat besar bagi jemaat, karena beliau memutuskan membeli tanah di Gang Belanak III No. 27 untuk dihibahkan kepada Pengurus Gereja, dan menjadi milik jemaat yang digunakan untuk tempat beribadah secara tetap.
Penyertaan Tuhan kepada jemaatnya benar-benar nyata di dalam kehidupan jemaat ini. Di tanah hibah di Gang Belanak III No. 27 segera dapat dibangun suatu rumah ibadah yang berstatus HGB (berlaku sampai dengan 2015) dengan anggaran sebesar Rp. 825.000,-.
PERKEMBANGAN JEMAAT (DI JL. BELANAK III NO. 27): 1977-1983
Fase ini diawali dengan 3 (tiga) hal penting dalam kehidupan jemaat, yaitu perpindahan tempat ibadah (dari Sekolah Sriwedari di Jalan Pinang 2A ke Jalan Belanak III No. 27), persiapan Pendewasaan Jemaat dan pencarian pendeta.
Gedung gereja di Jalan Belanak III No. 27 dibangun secara gotong royong oleh anggota jemaat dapat diselesaikan pada tahun yang sama, 1977, meskipun dalam kondisi yang masih sangat sederhana. Seiring dengan pertumbuhan dan tantangan atas pergumulan jemaat, pada tanggal 13 Desember 1977 Majelis Jemaat GKI Kwitang Cabang Rawamangun dalam rapatnya memutuskan bahwa Pendewasaan Jemaat harus dapat terlaksana selambat-lambatnya pada akhir tahun 1978. Pada akhirnya, apa yang direncanakan dapat terwujud, yaitu GKI Kwitang mendewasakan Cabang Rawamangun pada tanggal 12 Desember 1978, menjadi GKI Rawamangun, dengan Kebaktian Khusus di Gedung Kebaktian Jl. Belanak III No. 27.
Pendeta konsulen yang menggembalakan jemaat GKI Rawamangun sejak didewasakan pada tanggal 12 Desember 1978 adalah Pdt. Dr. Daud Palilu yang adalah pendeta Jemaat GKI Kwitang. Untuk mengantisipasi perkembangan jemaat, pada tahun 1979 Majelis Jemaat memutuskan untuk memanggil Sdr. Lazarus Hendro Purwanto, STh. sebagai calon pendeta. Selanjutnya Sdr. Lazarus Hendro Purwanto ditahbiskan menjadi pendeta pada tanggal 10 Desember 1980 dengan meminjam tempat di Gereja Kristen Jawa Rawamangun. Pdt. Lazarus Hendro Purwanto mengakhiri pelayanannya di GKI Rawamangun pada tahun 1993.
Pertumbuhan jemaat yang sangat pesat dengan berbagai kegiatan yang semakin banyak diadakan, mulai dirasakan sempitnya ruangan gereja dan terbatasnya ruang gerak karena letak gereja yang sangat dekat dengan tetangga bersebelah. Hal ini menyebabkan Majelis Jemaat beserta komisi komisi membulatkan tekad untuk memiliki rumah ibadah yang lebih besar, luas dan permanen, agar Jemaat Tuhan dapat berkembang secara rohani dengan lebih baik. Jumlah jemaat pada periode ini lebih kurang 200 orang.
Atas berkat Tuhan, Jemaat GKI Rawamangun berhasil membeli sebidang tanah seluas 330 m2 yang terletak di Jalan Tenggiri No. 5A Rawamangun dengan Akta Jual Beli tertanggal Januari 1982.
Tak lama sesudah itu, jemaat bersatu hati mewujudkan pembangunan rumah Tuhan yang lebih besar dan permanen. Sebagai Ketua Panitia Pembangunan ditunjuk Bpk. M.A. Pardede dan desain gedung gereja oleh Bpk. Ir. Suharto Sudomo. Pembangunan gedung gereja Jalan Tenggiri segera dilaksanakan pada bulan Maret 1983 dan dapat diselesaikan pada awal bulan Desember 1983.
PEMANTAPAN JEMAAT (DI JL. TENGGIRI NO. 5A): 1984 - SEKARANG
Peresmian gedung gereja di Jalan Tenggiri 5A dinyatakan dengan kebaktian syukur dan sekaligus memperingati ulang tahun ke-6 Jemaat GKI Rawamangun pada tanggal 16 Desember 1984.
Ada dua peristiwa penting yang menjadi sejarah tersendiri di lingkup GKI, GKI Rawamangun secara berturut-turut dalam kurun waktu 6 tahun mendewasakan 2 jemaat yakni GKI Pulomas, di saat usia GKI Rawamangun 19 tahun dan GKI Jatibening Indah Bekasi, ketika usia GKI Rawamangun 25 tahun. Usia yang termasuk muda bagi sebuah jemaat.
Pos Pulomas terbentuk pada tahun 1993, jemaat pada mulanya berasal dari Gereja Protestan Indonesia Bagian barat (GPIB) persekutuan Bethabara. Pada saat itu tidak ada Pendeta penuh waktu di GKI Rawamangun, hanya Pdt. Rudianto Djayakartika sebagai Pendeta Konsulen. Dengan percaya yang penuh kepada pemeliharaan Sang Kepala Gereja, Kristus Tuhan, GKI Rawamangun bersedia menerima jemaat tersebut sebagai Pos Kebaktian Pulomas sejak 16 Januari 1994. Pos Pulomas berkembang menjadi bakal jemaat pada tahun 1997 dan didewasakan pada 28 Agustus 1998 dalam kebaktian Pendewasaan yang dipimpin oleh Pdt. Imanuel Noertjahjo Pribadi. Anggota jemaat tercatat sebanyak 120 orang. Beberapa tokoh yang telah mencurahkan tenaga dan pikiran di awal pembentukan Pos Pulomas antara lain : Pdt. Lazarus H. Purwanto, Tt. Sidik Purwoko, Bp. John Nenobais, Bp. Nahumuri dan masih banyak lagi tokoh-tokoh GPIB Bethabara.
Pemekaran jemaat di wilayah Jatibening Indah Bekasi telah diawali sejak tahun 1990, dan diresmikan sebagai pos GKI Rawamangun pada tahun 1991 oleh Pdt. Lazarus H. Purwanto. Selanjutnya proses kehidupan berjemaat di Pos Jatibening Indah berinduk pada GKI Rawamangun sekaligus upaya peningkatan menjadi bakal jemaat yang terjadi pada tahun 1993. Pada 8 Januari 2003 Bajem Jatibening Indah didewasakan menjadi GKI Jatibening Indah dalam kebaktian Pendewasaan dipimpin oleh Pdt. Imanuel Noertjahjo Pribadi. Anggota jemaat tercatat sebanyak 116 orang.
Ada masanya, ketika Pdt. Lazarus H. Purwanto studi lanjut di Belanda, jemaat GKI Rawamangun dilayani oleh 7 pendeta konsulen secara berturut-turut. Dengan keberadaan jemaat yang ada, pergumulan dan harapan jemaat kembali oleh Tuhan dengan proses pemanggilan atas diri Pdt. Imanuel Noertjahjo Pribadi pada tahun 1996. Pendeta Imanuel Noertjahjo Pribadi menjawab dan melayani jemaat GKI Rawamangun, setelah mutasi dari jemaat GKI Banjarnegara, Jawa Tengah. Beliau diteguhkan pada tanggal 26 Juli 1996. Pendeta Imanuel Noertjahjo Pribadi melayani selama lebih sepuluh tahun di GKI Rawamangun dan memasuki masa emeritasi pada tanggal 12 April 2007.
Sebelum Pdt. Imanuel Noertjahjo Pribadi memasuki emeritasi, Majelis Jemaat telah memanggil calon pendeta Martua Risman Kurniadi Saragih pada tahun 2006 dan ditahbiskan sebagai pendeta pada tanggal 12 November 2007 bersama-sama dengan Pdt. Untari Setyowati yang menjadi pendeta GKI Jatibening Indah.
Kepercayaan masih juga diberikan oleh Sang Empunya Gereja yakni Allah Bapa kita, ketika tahun 2016 lalu, di Persidangan Majelis Klasis GKI Klasis Jakarta 1, GKI Rawamangun ditetapkan sebagai induk bagi GKI Sunter Jaya yang mengalami penurunan status menjadi Bakal Jemaat. Bukan perkara mudah memang, namun GKI Rawamangun menghayati sebagaimana jemaat Makedonia yang membantu jemaat lain, bukan dari kelimpahan yang dimiliki namun memberi dari keterbatasan yang tetap disyukuri.
Pada Minggu pertama November 2018, diresmikanlah GKI Rawamangun Pos Jemaat Sunter Jaya. Kepercayaan yang besar untuk menghadapi tantangan yang tidak kecil.
GEREJA KRISTEN INDONESIA RAWAMANGUN
Komisi Remaja
|
Komisi Informasi & Komunikasi
|
Komisi Seni Gereja
|
Komisi Anak
|
Komisi Remaja
|
Komisi Pemuda
|
GEREJA KRISTEN INDONESIA RAWAMANGUN
GKI RAWAMANGUN
GEREJA KRISTEN INDONESIA RAWAMANGUN Jl. Tenggiri No. 5A Rawamangun Kota Jakarta Timur Kode Pos 13220 Telepon 021-47860401 E-mail gki_rawamangun@yahoo.com Facebook GKI Rawamangun Instagram @koremparama YouTube Youtube GKI Rawamangun |